Pilih Kotagede atau Celuk?

Souvenir Mon, 08 Feb 2010 16:12:00 WIB

Sebagai logam, perak tentu tidak menarik sama sekali. Tapi, ketika berevolusi menjadi sebuah benda seperti aksesoris, maka tampak jelaslah keindahannya.

Bersyukurlah kita hidup di Indonesia. Surga alam yang melimpah membuat bumi ini kaya dengan sumber daya alam dan mineral. Sebut saja, batubara, minyak bumi, gas, emas, intan, perak, dan masih banyak lagi sumber mineral yang tersimpan.

Melalui perak, dapat dihasilkan suatu karya yang indah dalam bentuk perhiasan atau benda lainnya. Dan, Indonesia pun menjadi salah satu produsen kerajinan perak yang terkenal hingga ke mancanegara. Bentuk ukiran yang mempunyai beragam makna merupakan kekhasan kerajinan perak asal Indonesia yang tidak ditemukan di negara-negara lain.

Sebagian wilayah Indonesia memang memproduksi perak, seperti di Jawa Tengah, dengan pusat produksinya yang ada di Kotagede (Yogyakarta), lalu di Jawa Timur, ada di daerah Bangil. Kemudian, daerah Celuk mewakili Bali, Sumatra Barat, berlokasi di Padang, Sulawesi di Kendari dan masih banyak lagi daerah lainnya.

Beberapa tempat yang sudah terkenal karena produksi peraknya, diantaranya Yogyakarta dan Bali. Yogyakarta mempunyai kawasan khusus untuk membuat kerajinan perak, yaitu Kotagede, sekitar enam kilometer dari pusat kota. Di tempat ini, membuat perak merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, bahkan konon kerajinan ini telah ada sejak jaman Kasultanan Yogyakarta mulai berdiri.

Kerajinan perak asal Yogyakarta mempunyai ciri khas tersendiri, yakni terletak pada jenis ukiran yang bernilai budaya. Sisi lain yang menarik adalah karena proses pengerjaannya sebagian besar masih menggunakan peralatan tradisional, namun justru memiliki nilai keindahan dan nilai seni yang tinggi. Tercatat tidak kurang dari 300 perusahaan kerajinan perak dengan skala kecil dan menengah yang ada di sini.

Bentuk ukiran-ukiran tersebut biasanya diaplikasikan untuk peralatan makan atau perhiasan-perhiasan. Sebagian besar mengabil motif bunga dan daun, hal ini bisa juga dilihat di Keraton Yogyakarta. Yang jelas, setiap motif tersebut memiliki makna filosofi tertentu. Dan, kemajuan industri perak akhirnya membawa perubahan signifikan pula dalam motif-motif rancangan perak Yogyakarta.

Lain Yogyakarta, lain pula Bali. Bagi para pecinta perak, jangan lewatkan untuk berkunjung ke Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar atau sekitar sepuluh kilometer dari arah Denpasar. Disini terdapat industri perak yang kemudian dijadikan daerah wisata. Di sepanjang jalan utama, pengunjung akan disuguhi jajaran toko yang menjual aneka jenis kerajinan perak, seperti cincin, gelang, kalung, serta hiasan dinding. Tidak hanya perak, kerajinan dari emas pun tersedia di sini.

Yang menarik, saat singgah ke Desa Celuk, pengunjung tidak hanya dapat memilih dan membeli beragam kerajinan perak, namun bisa juga melihat langsung proses pembuatannya, perak mulai dari bahan baku hingga terbentuk menjadi barang jadi. Jika ingin melihat bagaimana seniman Bali asyik berkreasi dengan perak, setiap hari. Dapat dilihat kegiatan mereka dari pukul sembilan pagi hingga pukul lima sore.

Motif serta ukuran barang yang ditawarkan pun sangat beragam. Bagi Anda yang tertarik dengan model tertentu, dapat memesan barang tersebut sesuai keinginan. Untuk harga, kerajinan perak Bali ini ditawarkan sedikit lebih mahal, selain menggunakan perak murni, harga kadang dipatok berdasarkan kurs dolar yang berlaku.

Meski begitu, untuk turis lokal kerajinan perak tersebut tetap dijual dengan harga pabrik. Contohnya, untuk satu buah liontin perak harga jualnya sekitar tigapuluh lima ribu rupiah. Sedangkan, untuk para wisman, satu pasang anting perak dijual dengan kisaran harga duapuluh lima dolar atau sekitar duaratus limapuluh ribu rupiah.

Tertarik untuk membeli?

Sumber: Majalah Travel Club

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pilih Kotagede atau Celuk?"

Posting Komentar

Beri komentar pada blog ini