Bahan Rotan Masih Langka, Target Bakal Sulit Tercapai
Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) memperkirakan, target produksi mereka pada tahun ini tidak akan tercapai. Bahkan, para produsen anggota AMKRI memperkirakan, realisasi produksi kerajinan dan mebel rotan pada tahun 2009 ini cuma akan mencapai 40% dari realisasi produksi rotan di 2008 yang jumlahnya mencapai 300.000 ton.
Yatti L. Husna, perajin rotan asal Cirebon, adalah contoh pengusaha yang harus menelan pil pahit ini. Pemilik Una Kreasi Persada ini mengeluh kerap kesulitan mendapat bahan baku rotan. Alhasil, produksinya kerap terhambat. "Untung, produksi saya tak melulu rotan, maka saya masih bisa bertahan," kata Yatti.
Catatan saja, sejak Menteri Perdagangan menerbitkan aturan No 12/2005 yang membuka ekspor rotan asalan dan setengah jadi, pasokan bahan baku rotan untuk dalam negeri terus susut.
Tadinya, pasokan rotan bagi produsen setidaknya mencapai 70% dari kebutuhan rotan sebesar 500.000 ton per tahun. Tapi tahun ini, pasokan tinggal 30% dari total kebutuhan, atau sekitar 150.000 ton.
Kekurangan bahan baku itu membuat pemanfaatan kapasitas produksi alias utilisasi pabrik perajin menyusut. Tiga tahun terakhir, dari total kapasitas produksi perajin nasional 551.685 ton per tahun, utilisasinya hanya 20%.
Alhasil, jumlah produsen pun ikut berkurang. Banyak produsen tidak mampu mempertahankan usahanya. Dari sekitar 700 unit usaha rotan pada 2006, saat ini hanya tersisa sekitar 100 perusahaan.
Perusahaan yang tutup itu tersebar di sejumlah daerah seperti Cirebon, Jawa Barat, Sukoharjo (Jateng), Gresik dan Pasuruan (Jatim). Selain itu, ada juga perusahaan yang tutup di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Makasar.
Ekspor produk rotan, antara lain mebel dan kerajinan, ikut turun. Tahun ini, AMKRI meramal, ekspor produk rotan bakal anjlok 30%-40% dari realisasi ekspor 2008 yang mencapai 173.138 ton.
Pemerintah memang sudah merevisi aturan ekspor bahan baku rotan itu dengan melarang ekspor beberapa jenis rotan. Tapi produsen menganggap revisi itu tidak membawa dampak yang berarti. "Selama bukan berupa pelarangan total, pasokan bahan baku rotan tetap sulit," tegas Ketua Umum AMKRI Hatta Sinatra, kemarin (3/8).
Dirjen Industri Agro dan Kimia Depperin Benny Wachjudi mengakui, masalah pengusaha rotan terletak pada pasokan bahan baku. "Kami sedang berusaha menyelesaikan, antara lain dengan membuat terminal rotan," ujarnya.
Asnil Bambani Amri, Nurmayanti KONTAN
0 Response to "Bahan Rotan Masih Langka, Target Bakal Sulit Tercapai"
Posting Komentar