Pengusaha Rotan Kalbar Minta ACFTA Ditunda


PONTIANAK. Pengusaha rotan di Kalbar belum siap menghadapi perdagangan bebas China-Asean. Mereka meminta pemerintah mengundurkan penerapan perajinan itu untuk komoditas rotan, khususnya di Kalbar.

Menurut mereka, sebelum pelaksanaan ACFTA, sudah banyak industri rotan di Indonesia gulung tikar. Karena itu, pemerintah harus kembali melakukan negosiasi kepada negara-negara peserta ACFTA agar memproteksi produk rotan.

Apalagi, sebagian besar produksi furnitur rotan di Indonesia masih dikerjakan secara tradisional termasuk manajemennya. Sementara ACFTA menuntut pengusaha rotan lebih profesional agar siap bersaing dengan produk serupa dari China.

“Selain SDM yang belum siap, pasar produk di Kalbar masih belum pulih sejak terjadi krisis keuangan global. Kami berharap pemerintah bisa mengundur pelaksanaan ACFTA untuk rotan, khususnya Kalbar,” harap salah seorang pengusaha rotan Helmi, bersama beberapa orang lain.

Menurutnya, kondisi sekarang ini harus bersaing dengan China dalam memasarkan produknya sangat berat. Apalagi, tidak semua kualitas furnitur produksi lokal lebih bagus dari furnitur asal China. Sehingga SDM-nya dulu yang harus dibenahi sehingga menghasilkan desain yang selalu baru dan unik.

Jika ACFTA tetap diberlakukan, kata Helmi dikhawatirkan, pengusaha terancam gulung tikar akibat dampak ACFTA itu. Terutama usaha mikro kecil menengah yang belum berdaya saing kuat, karena produktivitas rendah sementara terkena biaya bunga kredit yang cukup tinggi. (jul)

http://www.equator-news.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pengusaha Rotan Kalbar Minta ACFTA Ditunda"

Posting Komentar

Beri komentar pada blog ini