Pelaku Usaha Diminta Tak Gagap Hadapi ACFTA
Medan, (Analisa)
Pelaku usaha diminta untuk tak gagap menghadapi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) atau perdagangan bebas antara ASEAN dan China, yang menghapuskan bea masuk antar negara untuk memasarkan produknya.
Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan RI, diwakili Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Gusmardi Bustami SH pada Seminar ACFTA "Dampak dan Proteksi ACFTA terhadap Dunia Usaha di Indonesia dan Sumut" yang dibuka Gubsu diwakili Asisten II Ekbang Drs. Djaili Azwar, Jum’at (5/2) di Hotel Garuda Plaza Medan.
Bustami mengatakan, ACFTAharus dapat dimanfaatkan karena memberi dampak positif terhadap upaya mengenalkan produk Indonesia di pasar RRC.
Selain itu akan terjadi peningkatan investasi di Indonesia sebagai basis produksi, dimana impor bahan baku dan barang modal naik dari 83,7 persen dari seluruh impor pada tahun 2000 mencapai 91 persen pada tahun 2008 lalu.
Hanya saja yang menjadi persoalan justeru sejumlah sektor khawatir menghadapi dampak negative FTA (tiga persen dari total tarif) sehingga pemerintah dan dunia bisnis membentuk tim bersama untuk mengkordinasikan langkah-langkah konprehensif dalam meningkatkan daya saing dan membicarakan ulang pelaksanaan ACFTA untuk beberapa sektor .
Sementara itu, Gubsu dalam sambutannya dibacakan Asisten II Bidang Ekbang, Drs.H. Djaili Azwar mengatakan, perdebatan tentang ACFTA yang telah diimplementasikan sejak 1 Januari 2010 sangat menarik perhatian.
Perjanjian itu berpotensi menimbulkan kehilangan peluang pasar terhadap sektor manufaktur nasional dari pasar domestik. Kesepakatan harmonisasi tarif yang digagas dalam ACFTA akan mengancam bahkan mematikan industri.
Tidak Pesimistis
Namun pemerintah berharap industri lokal tidak pesimistis, karena impor China selama ini hanya 12,2 persen dari keseluruhan perdagangan impor, sementara dari Negara ASEAN berkisar 22 persen.
Sementara itu, ekspor Sumut ke China tahun 2009 Januari-Nopember sebesar USD 460 Juta mengalami penurunan sebesar 48 persen dibanding tahun 2008 periode yang sama sebesar USD 643 juta.
Impor dari China ke Sumut juga mengalami penurunan pada tahun 2009 periode Januari-Nopember yaitu sebesar USD 527 Juta turun sebesar 46 persen dibanding tahun 2008 sebesar USD 771 juta.
Seminar yang digelar BPD HIPMI Sumut itu dipandu moderator alumni UMA, JE Melky Purba SH, dengan pembicara Kepala Tim Ekonomi dan Moneter BI Regional Sumut dan NAD, Maurids H. Damanik SE, MA dan Ketua Forda UKM Sumut, Cahyo Pramono.
Acara itu dirangkaikan pemberian cenderamata berupa keris keris, hasil kerajinan tangan pengusaha HIPMI Sumut, kepada Mendag diwakili Gusmardi Bustami dan pembicara lainnya, yang diserahkan Ketua BPD HIPMI Sumut Said Aldi Al Idrus diwakili Ketua II BPD HIPMI Sumut, Drs. Ainal Zein. (twh)
http://www.analisadaily.com
0 Response to "Pelaku Usaha Diminta Tak Gagap Hadapi ACFTA"
Posting Komentar